Peniadaan Jenis Produk / Departemen
Pada umumnya pengambilan keputusan untuk meniadakan (mengeliminasi) suatu jenis produk atau departemen timbul karena jenis produk atau departemen yang bersangkutan menderita kerugian secara terus menerus. Dalam hal ini, manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial dalam pengambilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut. Jika keputusan yang akan diambil adalah meniadakan salah satu jenis produk/departement, harus pula dipertimbangkan adanya biaya terhindarkan (avoidable cost) dan biaya tak terhindarkan (unavoidable cost). Biaya terhindarkan adalah biaya-biaya yang tidak akan terjadi, jika suatu jenis produk/departemen ditiadakan (dieliminasi). Sebaliknya biaya tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan keputusan untuk meniadakan suatu jenis produk/departemen. Biaya tak terhindarkan tersebut pada umumnya merupakan biaya bersama (joint cost) bagi beberapa jenis produk/departemen, sehingga peniadaan salah satu jenis produk/departemen tidak mempengaruhi terjadinya biaya relevan.
Dalam pengertian biaya relevan, biaya terhindarkan merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif. Biaya tak terhindarkan merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Contoh 5.3.
Misalnya, sebuah Departemen Store memiliki 3 departemen utama yaitu: Departemen Makanan, Departemen Kelontong dan Departemen Obat-obatan. Berikut ini taksiran perhitungan rugi-laba untuk setiap departemen tersebut:
| Departemen | |||
Makanan | Kelontong | Obat-obatan | Jumlah | |
Hasil penjualan | 5.000 | 4.000 | 500 | 9.500 |
Biaya variabel | 4.000 | 2.800 | 300 | 7.100 |
| 1.000 | 1.200 | 200 | 2.400 |
Margin kontribusi | | | | |
- terhindarkan | 750 | 500 | 75 | 1.325 |
- tak terhindarkan | 300 | 500 | 100 | 900 |
Jumlah | 1.050 | 1.000 | 175 | 2.225 |
Laba rugi | (50) | 200 | 25 | 175 |
Manajemen Departemen Store tersebut akan mengambil keputusan untuk meneruskan atau meniadakan. Departemen Makanan yang dalam beberapa tahun terakhir ini selalu merugi.
Berdasarkan data perhitungan rugi-laba ketiga departemen tersebut manajemen membuat analisa pendapatan diferensial dan biaya dierensial untuk kedua alternatif yang akan dipilih sebagai berikut:
| Alterantif I Meneruskan Dep. Makanan | Alterantif II Meniadakan Dep. Makanan | Perbedaan |
Hasil penjualan | Rp 9.500.000,00 | Rp 4.500.000,00 | Rp 5.000.000,00 |
Biaya: | | | |
- Variabel | 7.100.000,00 | 3.100.000,00 | 4.000.000,00 |
- Tetap terhindarkan | 1.325.000,00 | 575.000,00 | 750.000,00 |
Jumlah | Rp 8.425.000,00 | Rp 3.675.000,00 | Rp 4.750.000,00 |
Laba sebelum biaya tak terhindarkan diperhitungkan *) | Rp 1.075.000,00 | Rp 825.000,00 | Rp 250.000,00 |
*) Kesimpulan : perusahaan harus meneruskan dep.makanan !, Karena Selisih pendapatan yang korbankan sebesar
(Rp. 5.000.000,-) itu lebih besar daripada biaya yang dapat dihindarkan (Rp. 4.750.000,-) apabila perusahaan meniadakan departemen makanan.di samping itu terdapat pula biaya kesempatan yaitu pendapatan atau penghematan biaya yang di korbankan sebagai akibat di plihnya alternatif tertentu dan analisis di atas menunjukan biaya kesempatan adalah Rp.5000.000 yaitu apabila perusahaan meniadakan departemen makanan,sebaliknya jika biaya kesempatan lebih kecil di bandingkan dengan biaya terhindarkan jika perusahaan meniadakan departemen tersebut ,maka perusahaan memutuskan untuk meniadakan departemen tersebut.
Biaya terhindarkan merupakan variasi dari pengertian biaya tambahan ,oleh karena itu biaya terhindarkan sering pula di sebut sebagai penghematan biaya
No comments:
Post a Comment