Wednesday, June 26, 2013

Bhineka tunggal ika menurut agama islam

BHINEKA TUNGGAL IKA?
Semboyan yang di bangga banggakan rakyat Indonesia…,hanya semboyan???



padahal bhineka tunggal ika di ciptakan mungkin untuk mengajak bangsa Indonesia untuk bersatu ,adapun perbedaan itu hal biasa,yang paling luar biasa yaitu bagaimana kita menghadapi perbedaan itu.
Tapi Melihat di kenyataannya bangsa ini sudah jauh dari kodratnya,bangsa yang di kenal dengan bangsa yang beradab,sopan santun,samah,berbudaya,respect,malah berubah menjadi bangsa gila tidak rakyatnya tidak politisinya semua orang saling caci,semua orang saling menjatuhkan,semua orang bersikap acuh,semua orang bersikap paling benar.padahal Islam  merupakan agama yang mengajarkan pluralisme,Islam agama universal tidak mempermasalahkan lagi latar belakang ras, etnis, dan bangsa. Semua manusia adalah makhuk Allah yang mendapatkan prinsip-prinsip rahmat secara universal. Karena Muhammad diutus kedunia sebagai rahmat seluruh alam dan Dengan alasan apapun agama tidak bisa dijadikan dalih untuk mendiskreditkan apalagi menyerang kelompok lain.

memang dari sisi hubungan sosial-politik antar agama memang terjadi fluktuasi kadang damai kadang juga tegang. Dan itu sudah ada sejak zaman Nabi SAW, pada satu waktu Nabi pernah menerima kunjungan para tokoh Kristen Najran yang berjumlah 60 orang. Ketika waktu kebaktian telah tiba, Nabi Muhammad mempersilahkan rombongan melakukan kebaktian didalam masjid sehingga mereka tidak perlu memakai gereja. Bahkan ada beberapa sahabat Nabi SAW yang memperistri Ahli Kitab (Yahudi)yakni Utsman Bin Affan, Sa’ad Ibn Abi Waqash dan Thalhah Ibn Abdullah, bahkan Nabi sendiri pernah mempunyai putera bernama Ibrahim yang lahir dari rahim budak wanita beliau yakni Maria yang beragama Kristen Koptik dari Mesir .
 Walaupun pada Islam pada zaman Nabi juga sering bersitegang dengan orang-orang non-muslim.Seperti yang dicontohkan Nabi diatas bahwa yang diharapkan dari setiap umat beragama adalah menerima kemajemukan itu sebagaimana adanya, kemudian menumbuhkan sikap bersama yang sehat, menggunakan segi-segi kelebihan masing-masing untuk secara maksimal saling mendorong usaha mewujudkan berbagai kebaikan dalam masyarakat. Sementara persoalan perbedaan intra-agama bahkan antar-agama diserahkan kepada Allah semata (Budi Munawar, 2007: 157-158). Perbedaan yang dapat ditenggang adalah perbedaan yang tidak membawa kerusakan hidup.  Perbedaan intra agama harus disikapi dengan konsep ukhuwah islamiyah (QS Al-Hujurat ayat 10-14).

Tadabur surat Al-Hujurat ajat 10-13*


·      "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua    saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat nikmat."
·         "Hai orang-orang yang beriman,janganlah suatu kaum mengolok-olok suatu kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
·         "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
·         "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS.Al-Hujuraat: 10-13)
Allah SWT menegaskan dalam ayat 10 bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal.

Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda, "Orang muslim itu adalah saudara orang muslim,jangan berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bagian rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya kecuali jika mereka diberi buah-buahan itu. "Kemudian Nabi saw bersabda, "Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya. "Dalam hadits shahih lain yang dinyatakan, "Apabila seorang muslim mendo'akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat berkata 'Amin', dan semoga kamu pun mendapat seperti itu."

Dalam ayat 11 dan 12 Allah SWT menjelaskan bagaimana sebaiknya pergaulan di antara orang-orang beriman. Di dalamnya terdapat hal-hal yang diperingatkan Allah agar kaum beriman menjauhinya karena dapat merusak persaudaraan di antara mereka.

Diriwayatkan bahwa ayat 11 ini diturunkan berkenaan dengan tingkah laku kabilah Bani Tamim yang pernah berkunjung kepada Rasulullah saw lalu mereka memperolok-olokkan beberapa shahabat yang fakir-miskin, seperti Amar, Suhaib, Bilal, Khabbab, Salman al-Farisi, dll. karena pakaian mereka sangat sederhana.

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, sabda Rasulullah saw,"Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan hartamu tetapi Ia memandang kepada hati dan perbuatanmu."

Pada ayat ini pula Allah menyebutkan wanita secara khusus sebagai peringatan terhadap kebiasaan tercela kaum wanita dalam bergaul. Terdapat riwayat yang melatarbelakangi turunnya ayat ini ialah berkenaan dengan kisah Shafiyah binti Huyay bin Akhtab yang pernah datang menghadap Rasulullah saw dan melaporkan bahwa beberapa wanita di Madinah pernah menegur dia dengan kata-kata yang menyakitkan hati, seperti: "Hai perempuan Yahudi,Keturunan Yahudi dan sebagainya", sehingga Nabi saw bersabda kepadanya, "Mengapa tidak engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa, dan suamiku adalah Muhammad."

Dalam ayat 10 Allah SWT memperingatkan kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang diperolok-olokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari mereka yang mengolok-olokkan dan kaum wanita pun jangan saling mengolokkan karena boleh jadi wanita yang diperolok-olokkan pada sisi Allah lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan.Kemudian Allah SWT melarang kaum mukmin mencela diri mereka sendiri karena mereka bagaikan satu tubuh yang diikat dengan persatuan.

Dilarang pula panggil-memanggil dengan gelar yang buruk seperti panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata : hai fasik,kafir,dsb. Panggilan yang buruk dilarang diucapkan karena gelar-gelar buruk itu dapat mengingatkan kefasikan setelah beriman. Barang siapa tidak bertaubat dari memanggil dengan gelar-gelar buruk maka akan menerima konsekuensi dari Allah berupa azab pada Hari Kiamat.

Dalam ayat 12 Allah SWT memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari su'uzhan / prasangka buruk terhadap orang-orang beriman. Jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari saudaranya yang mukmin maka kalimat itu harus diberi tanggapan dan ditujukan kepada pengertian yang baik, jangan sampai timbul salh paham, apalagi menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka. Kemudian Allah SWT menerangkan penyebab wajibnya orang mukmin menjauhkan diri dari prasangka yaitu karena sebagian prasangka itu mengandung dosa.

Allah melarang pula ghibah,namimah, dan mencari-cari aib orang lain. Mengenai definisi ghibah, Rasulullah saw bersabda, "Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. "Si penanya kembali bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu bila yang diceritakannya itu benar ada padanya? "Rasulullah menjawab, "Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar engkau berbuat buhtan (dusta)."(HR.Muslim,Tirmizi,Abu Daud, dan Ahmad). Sedangkan namimah dapat dibagi menjadi hamz (mencaci maki) dan lamz (mencela).(QS.Al-Humazah: 1)

Rasulullah mengecam orang yang suka ghibah dan mencari-cari kesalahan orang. Diriwayatkan oleh Abi Barzah al-Islami, sabda Rasulullah saw, "Wahai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, tetapi iman itu belum masuk juga dalam hatinya, jangan sekali-kali kamu berghibah (bergunjing) terhadap kaum muslimin dan jangan sekali-kali mencari noda atau auratnya. Karena barang siapa mencari-cari noda mereka, maka Allah akan membalas pula dengan membuka noda-nodanya. Dan barang siapa yang diketahui kesalahannya oleh Allah, niscaya Dia akan menodai kehormatannya dalam lingkungan keluarganya sendiri."

Adapun beberapa pengecualian dibolehkannya ghibah adalah sbb:
·         Orang yang mazlum (dianiaya) menceritakan keburukan orang yang menzaliminya dalam rangka menuntut haknya.
·         Jika bertujuan memberi nasehat pada kaum muslimin tentang agama dan dunia mereka.
·         Dilakukan dengan niat baik dan mengharapkan ridha Allah semata.
Pada ayat 13, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak ada kemuliaan seseorang di sisi Allah kecuali dengan ketakwaannya.

Dalam suatu hadits riwayat Abu Hatim yang bersumber dari Ibnu Mulaikah berkenaan turunnya ayat ini ialah bahwa ketika fathu Makkah, Bilal naik ke atas Ka'bah untuk adzan. Beberapa orang berkata, "Apakah pantas budak hitam adzan di atas Ka'bah?". Maka berkatalah yang lain, "Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya. "Maka datanglah malaikat Jibril memberitahukan kepada Rasulullah saw apa yang mereka ucapkan. Maka turunlah ayat ini yang melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan,pangkat, kekayaan, dan keturunan dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah dinilai dari derajat ketakwaannya.

Ayat ini juga menyatakan bahwa persaudaraan Islam berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh bangsa, warna kulit, kekayaan dan wilayah melainkan didasari oleh ikatan aqidah. Persaudaraan merupakan pilar masyarakat Islam dan salah satu basis kekuatannya. "Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang saling mengikat dan menguatkan serta bagaikan jalinan antara jari-jemari." (HR.Muttafaq'alaih dari Abu Musa r.a.)

Rasulullah saw pernah menganggap persaudaraan antar umat Islam adalah basis yang sangat penting sehingga hal yang dilakukan beliau adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar secara formal satu dengan yang lainnya ketika hijrah ke Madinah. 

Dan surat Al-Baqarah ayat 256 yang artinya:”..tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam); sesungguhnya telah jelas mana jalan yang benar dan jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang inkar kepada taghut dan iman kepada Allah, maka sesungguhnya ia berpegang pada tali yang amat kuat yang tudak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Para ahli ta’wil berselisih pendapat, sebagian dari mereka mengatakan bahwa ayat ini turun ditengah-tengah kaum Ansor, sekelompok dari mereka mempunyai anak yang masuk Yahudi atau Nasrani, ketika Islam datang kelompok tersebut ingin memaksa anak mereka untuk masuk Islam namun Allah melarang mereka untuk berbuat demikian dengan menurunkan ayat ini sehingga mereka sendirilah yang harus memilih Islam sebagai agama mereka. Dari sini bisa dilihat bahwa tidak ada alasan apapun bagi kita untuk melakukan pemaksaan apalagi kekerasan atas nama agama karena Allah memang melarangnya.

Bersatulah bangsaku tidak kasihan kah kalian melihat saudara kalian di perlakukan seperti itu oleh saudaranya sendiri….,sudah cukup kita di jajah 360 tahun dan merasakan bagaimana pahitnya politik adu domba lalu hancurkan yang di gunakan penjajah….,sesungguhnya tak ada Negara satupun yang mampu menjajah kita jika kita bersatu ,kita bangsa besar,kita bangsa kuat..,maka bersatulah……,untuk INDONESIA

mohon maaf dan mohon koreksi nya apabila ada kesalahan...,

REFERENSI 
·         Al-Qur'an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia 
·         Ibnu Taimiyah,Imam Suyuthi,Imam Syaukani,Ghibah,Pustaka Al-Kautsar 
·         Ahmad Yani Wahid,Refleksi Ukhuwah,Telaah Persaudaraan Muslim,C.V. Tursina





BPKAD KABUPATEN SERANG

     KABUPATEN SERANG,  Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten,terletak diujung barat bagian u...